Minggu, 11 Maret 2012


Sistem Perekonomian Indonesia

1. Arti Sistem

            Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.

            Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu Negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di Negara tersebut.


2.  Perkembangan Sistem Perekonomian

·         Sistem Perekonomian Tradisional

Sistem ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang diterapkan oleh masyarakat tradisional secara turun-temurun dengan hanya mengandalkan alam dan tenaga kerja.

Ciri dari sistem ekonomi tradisional :

  1. Teknik produksi di pelajari secara turun-menurun dan bersifat sederhana.
  2. Hanya sedikit menggunakan modal
  3. Perukaran dilakukan dengan sistem barter (barang dengan barang).
  4. Masih terikat tradisi.
  5. Tanah sebagai tumpuan kegiatan produksi dan sumber kemakmuran.
  6. Belum mengenal pembagian kerja.

Kelebihan dari sistem ekonomi tradisional :

  1. Tidak terdapat persaingan yang tidak sehat, hubungan antar individu sangat erat.
  2. Masyarakat merasa sangat aman, karena tidak ada beban berat ang harus di pikul.
  3. Tidak individualistis.

Kekurangan dari sistem ekonomi pasar :

  1. Teknologi yang digunakan masih sangat sederhana, sehingga produktivitas rendah.
  2. Mutu barang hasil produksi masih rendah.

·         Sistem Perekonomian Pasar (Liberalis / Kapitalis)

Sistem ekonomi pasar adalah suatu sistem ekonomi dimana seluruh kegiatan ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar.

Sistem ini sesuai dengan ajaran dari Adam Smith dalam bukunya “An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations.”

Ciri dari sistem ekonomi pasar :

  1. Setiap orang bebas memiliki barang, termasuk barang modal.
  2. Setiap orang bebas menggunakan barang dan jasa yang dimilikinya.
  3. Aktifitas ekonomi ditujukan untuk memperoleh laba.
  4. Persaingan dilakukan secara bebas.
  5. Semua aktifitas ekonomi dilaksanakan oleh masyarakat (Swasta).

Kelebihan dari sistem ekonomi pasar :

  1. Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi.
  2. Munculnya persaingan untuk maju.
  3. Barang yang dihasilkan bermutu tinggi.
  4. Menumbuhkan kreasi dan inisiatif masyarakat.
  5. Efisiensi dan efektifitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif mencari laba.

Kekurangan dari sistem ekonomi pasar :

  1. Sulitnya melakukan pemerataan pendapatan.
  2. Munculnya monopoli yang dapat merugikan masyarakat.
  3. Cenderung terjadinya eksploitasi kaum buruh oleh pemilik modal.
  4. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh individu.

·         Sistem Perekonomian Perencanaan (Etatisme / Sosialis)

Sistem ekonomi sosialis disebut juga sistem ekonomi terpusat yaitu sistem ekonomi yang seluruh kegiatan ekonominya direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh pemerintah secara terpusat.

Ciri dari sitem ekonomi sosialis :

1.      Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme).
2.      Peran pemerintah sangat kuantitatif.
3.      Manusia ditentukan oleh pola produksi.
4.      Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan.
5.      Tidak ada insentive untuk kerja keras.

Kelebihan dari sistem ekonomi sosialis :

1.      Disediakannya kebutuhan pokok.
2.      Didasarkan perencanaan Negara.
3.      Produksi dikelola oleh Negara.

Kekurangan dari sistem ekonomi sosialis :

  1. Sulit melakukan transaksi.
  2. Membatasi kebebasan.
  3. Mengabaikan pendidikan moral.

·         Sistem Perekonomian Campuran

Sistem ekonomi campuran merupakan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat, dimana pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi.

Ciri dari sistem ekonomi campuran :

  1. Merupakan gabungan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat.
  2. Barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah.
  3. Pemerintah dapat melakukan intervasi dengan membuat peraturan, menetapkan kebijakan fiscal, moneter, membantu dan mengawasi kegiatan swasta.
  4. Peran pemerintah dan sektor swasta berimbang.

·         Perbedaan Berbagai Sistem Ekonomi


Tradisional
Sosialis
Pasar
Campuran
Kepemilkan Sumber Daya
Individu
Pemerintah
Swasta
Pemerintah dan Swasta
Harga
Belum ada perdagangan
Pemerintah
Mekanisme pasar
Pemerintah bias mengintervasi
Persaingan
Tidak ada
Tertutup
Terbuka/Bebas
Terbuka bagi industri swasta
Kepemilikan Individu
Ada
Tidak ada 9sangat kecil)
Ada
Ada


3. Perkembangan Sistem Perekonomian Indonesia

·         Perkembangan Sistem Ekonomi sebelum Orde Baru

Sejak berdirinya Negara Republik Indonesia, banyak tokoh-tokoh Negara pada saat itu merumuskan bentuk perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia adalah individu ataupun kelompok.

Sebagai contoh, Bung Hatta semasa hidupnya mencetuskan ide bahwa dasar perekonomian Indonesia yang sesuai dengan cita-cita tolong menolong adalah koperasi (Moh. Hatta dalam Sri-Edi Swasono, 1985), namun bukan berarti semua kegiatan ekonomi harus dilakukan secara koperasi, pemaksaan terhadap bentuk ini justru telah melanggar dasar ekonomi koperasi.

Demikian juga dengan tokoh ekonomi Indonesia saat itu, Sumitro Djojohadikusumo, dalam pidatonya di Negara Amerika tahun 1949, menegaskan bahwa yang dicita-citakan adalah ekonomi semacam campuran. Namun demikian dalam proses perkembangan berikutnya disepakatilah suatu bentuk ekonomi baru yang dinamakan sebagai Sistem Ekonomi Pancasila yang di dalamnya mengandung unsur penting yang disebut Demokrasi Ekonomi.

Menurut UUD’45, sistem perekonomian tercermin dalam pasal 23, 27, 33 dan 34.

·         Demokrasi Ekonomi

Demokrasi ekonomi dipilih karena memiliki cirri-ciri positif yang diantaranya adalah (Suroso, 1993) :

1.      Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
2.      Bumi, air, dan kekayaan alam dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.
3.      Warga Negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
4.      Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
5.      Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga Negara dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
6.      Fakir miskin dan anak-anak yang terlantang dipelihara oleh Negara.

·         Sistem Perekonomian Indonesia Sangat Menentang Adanya Sistem

1.      Free Fight Liberalism, yakni adanya kebebasan usaha yang tidak terkendali sehingga memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi yang lemah, dengan akibat semakin bertambah luasnya jurang pemisah si kaya dan si miskin.
2.      Etatisme, yakni ke ikutsertaan pemerintah yang terlalu dominant sehingga mematikan motifasi dan kreasi dari masyarakat untuk berkembang dan bersaing secara sehat.
3.      Monopoli, suatu bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok tertentu, sehingga tidak memberikan pilihan lain pada konsumen untuk tidak mengikuti ‘keinginan sang monopoli.’

·         Perkembangan Sistem Ekonomi setelah Orde Baru

Iklim kebangsaan setelah Orde Baru menunjukkan suatu kondisi yang sangat mendukung untuk mulai dilaksanakannya sistem ekonomi yang sesungguhnya diinginkan rakyat Indonesia. Setelah melalui masa-masa penuh tantangan pada periode 1945 – 1965, semua tokoh Negara yang duduk dalam pemerintah sebagai wakil rakyat sepakat untuk kembali menempatkan sistem ekonomi kita pada nilai-nilai yang telah tersirat dalam UUD 1945. Dengan demikian sistem demokrasi ekonomi dan sistem ekonomi Pancasila kembali satu-satunya acuan bagi pelaksanaan semua kegiatan ekonomi selanjutnya.

Awal Orde Baru diwarnai dengan masa-masa rehabilitasi, perbaikan, hampir di seluruh sektor kehidupan, tidak terkecuali sektor ekonomi.

Rehabilitasi ini ditujukan untuk :

  • Membersihkan segala aspek kehidupan dari sisa-sisa faham dan sistem perekonomian yang lama (liberal/kapitalis dan etatisme/komunis).
  • Menurunkan dan mengendalikan laju inflasi yang saat itu sangat tinggi, yang berakibat terhambatnya proses penyembuhan dan peningkatan kegiatan ekonomi secara umum.


4. Para Pelaku Ekonomi

·         Pelaku Ekonomi

Dalam ilmu ekonomi mikro, ada tiga pelaku ekonomi, yaitu :

1.      Pemilik faktor produksi.
2.      Konsumen.
3.      Produsen.

Dalam ilmu ekonomi makro, ada empat pelaku ekonomi, yaitu:

1.      Sektor rumah tangga.
2.      Sektor swasta.
3.      Sektor pemerintah.
4.      Sektor luar negeri.

Dalam perekonomian Indonesia dikenal tiga pelaku ekonomi pokok (sering disebut sebagai agen-agen pemerintah dalam pembangunan ekonomi), yakni :

  1. Koperasi
  2. Sektor swasta
  3. Sektor pemerintah

Sesuai dengan konsep Trilogi Pembangunan (Pertumbuhan, Pemerataan, dan kestabilan Ekonomi), maka masing-masing pelaku tersebut memiliki prioritas fungsi sebagai berikut :
Koperasi
Pemerataan hasil ekonomi, pertumbuhan kegiatan ekonomi dan kestabilan yang mendukung kegiatan ekonomi.
Swasta
Pertumbuhan kegiatan ekonomi, pemerataan hasil ekonomi dan kestabilan yang mendukung kegiatan ekonomi.
Pemerintah BUMN
Kestabilan yang mendukung kegiatan ekonomi, pemerataan hasil ekonomi dan pertumbuhan kegiatan ekonomi.


Referensi









Tidak ada komentar:

Posting Komentar