Nama :
Putri Oktaviani
NPM :
25211658
Kelas :
4EB15
Objek Penyesuaian
Tingkat Harga Umum
Secara tradisional,
laba (yaitu kekayaan yang dapat digunakan) merupakan bagian dari kekayaan
perusahaan (yaitu aktiva bersih) yang dapat ditarik oleh perusahaan selama
suatu periode akuntansi tanpa mengarungi kekayaannya hingga berada di bawah
posisi awal. Dengan mengasumsikan tidak adanya tambahan investasi atau
penarikan oleh pemilik dalam periode tersebut, jika aktiva bersih awal suatu
perusahaan adalah sebesar £30.000 dan aktiva bersih akhir meningkat menjadi £45.000
yang disebabkan oleh operasi yang menguntungkan, labanya akan menjadi £15.000.
Jika perusahaan tersebut membayarkan dividen sebesar £15.000, kekayaan
perusahaan pada akhir periode akan sama persis dengan kekayaan awal periode.
Dengan demikian, akuntansi konvensional mengukur laba sebagai jumlah maksimum
yang dapat ditarik dari perusahaan tanpa mengurangi jumlah uang yang menjadi
modal awalnya.
Jika kita tidak dapat
mengasumsikan harga yang stabil, ukuran laba yang konvensional mungkin tidak
dapat mengukur kekayaan perusahaan yang dapat digunakan secara akurat. Misalkan
tingkat harga umum meningkat sebesar 21% selama satu tahun. Untuk mengimbangi
inflasi, suatu perusahaan yang memulai tahun dengan uang $100 akan menginginkan
nilai investasi awalnya tumbuh menjadi paling tidak $121, karena jumlah inilah
yang diperlukan pada akhir tahun untuk membeli apa-apa yang dapat terbeli
dengan uang sebesar $100 pada awal periode. Misalkan, dengan menggunakan
akuntansi konvensional, perusahaan memperoleh penghasilan sebesar $50 (setelah
pajak). Menarik dana sebesar $50 akan mengurangi kekayaan nominal akhir periode
perusahaan kembali pada jumlah sebesar S100, lebih sedikit daripada yang
diperlukan agar tetap sama dengan inflasi ($121). Model daya beli konstan biaya
historis menganggap selisih perbedaan ini dengan mengukur laba sehingga
perusahaan mampu membayarkan seluruh labanya sebagai dividen, sementara
memiliki daya beli pada akhir periode yang sama besarnya dengan awal periode.
PENYESUAIAN
BIAYA KINI
Model
biaya kini berbeda dengan akuntansi yang konvensional dalam dua aspek utama.
Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis.
Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh
perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan komponen pajak), namun
tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
Satu cara untuk mempertahankan modal adalah dengan menyesuaikan posisi aktiva
bersih awal perusahaan (yang menggunakan indeks harga spesifik yang tepat atau
penentuan harga langsung) untuk mencerminkan perubahan dalam ekuivalen biaya
kini aktiva selama periode berjalan.
SUDUT
PANDANG INTERNASIONAL TERHADAP AKUNTANSI INFLASI
Beberapa
negara telah mencoba metode akuntansi inflasi yang berbeda-beda. Praktik aktual
juga mencerminkan pertimbangan pragmatis seperti parahnya laju inflasi nasional
dan pandangan yang pihak-pihak yang secara langsung dipengaruhi oleh
angka-angka akuntansi inflasi. Mengamati beberapa metode akuntansi inflasi yang
berbeda sangat bermanfaat pada saat menilai kondisi paling mutakhir saat ini.
Amerika
Serikat
Pada
tahun 1979, FASB mengeluarkan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (Statement
of Financial Accounting Standards – SFAS) No. 33. Berjudul “Pelaporan
Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan
perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap (sebelum
dikurangi dengan depresiasi) yang bernilai lebih dari $125 juta atau total
aktiva lebih dari $1 miliar (setelah dikurangi dengan akumulasi depresiasi),
untuk selama 5 tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya
historis dan daya beli konstan biaya kini. Pengungkapan ini lebih bersifat
melengkapi dan bukan menggantikan biaya historis sebagai kerangka dasar
pengukuran dasar untuk laporan keuangan utama.
Banyak
pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No. 33
menemukan bahwa :
(1) pengungkapan
ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan,
(2) biaya
untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar, dan
(3) pengungkapan
daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan
data biaya kini.
Semenjak itu, FASB telah memutuskan
untuk mendorong, tetapi tidak lagi mengharuskan, entitas pelaporan AS untuk mengungkapkan
informasi daya beli konstan biaya historis atau daya beli konstan biaya kini.
FASB menerbitkan panduan (SFAS 89) untuk membantu perusahaan yang melaporkan
pengaruh pernyataan atas harga yang berubah dan menjadi titik awal untuk
standar akuntansi inflasi di masa depan.
Inggris
Komite
Standar Akuntansi Inggris (Accounting
Standard Committee – ASC) menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi
16 (Statement of Standard Accounting
Practice – SSAP 16), “Akuntansi Biaya Kini’ untuk masa percobaan 3 tahun
pada bulan Maret 1980. Meskipun SSAP 16 dibatalkan pada tahun 1988,
metodologinya direkomendasikan untuk perusahaan-perusahaan yang secara sukarela
melaporkan akun-akun yang disesuaikan terhadap inflasi.
SSAP
16 berbeda dengan SFAS 33 dalam dua hal utama. Pertama, apabila standar AS
mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya
metode biaya kini untuk pelaporan eksternal. Kedua, apabila penyesuaian inflasi
AS berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan
baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan.
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
1. Menyajikan
akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap
biaya historis.
2. Menyajikan
akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya kini.
3. Menyajikan
akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi
biaya historis yang memadai.
Dalam perlakuan
keuntungan dan kerugian terkait dengan pos-pos moneter, FAS 33 mengharuskan
pengungkapan terpisah untuk tiap-tiap angka. SSAP 16 mengharuskan dua angka,
yang keduanya mencerminkan pengaruh perubahan harga spesifik. Yang pertama,
disebut penyesuaian modal kerja moneter (Monetary
Working Capital Adjustment – MWCA), mengakui pengaruh perubahan harga
khusus terhadap total jumlah modal kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam
operasinya. Yang kedua, disebut sebagai mekanisme penyesuaian, memungkinkan
pengaruh perubahan harga spesifik terhadap aktiva nonmoneter perusahaan
(seperti depresiasi, harga pokok penjualan dan modal kerja moneter).