- PRAGMATISME
Pragmatisme adalah aliran filsafat
yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan
dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang
bermanfaat secara praktis. Dengan demikian, bukan kebenaran objektif dari
pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan
kepada individu-individu.
Dasar dari pragmatisme adalah
logika pengamatan, di mana apa yang ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata
merupakan fakta-fakta individual, konkret, dan terpisah satu sama lain. Dunia
ditampilkan apa adanya dan perbedaan diterima begitu saja.
Representasi realitas yang muncul
di pikiran manusia selalu bersifat pribadi dan bukan merupakan fakta-fakta
umum. Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan. Dengan
demikian, filsafat pragmatisme tidak mau direpotkan dengan
pertanyaan-pertanyaan seputar kebenaran, terlebih yang bersifat metafisik,
sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan filsafat Barat di dalam sejarah.
Aliran ini sangat popular di
Amerika Serikat. Tokoh-tokohnya yang terpenting adalah William James
(1842-1910) dan John Dewey (1859-1952).
- VITALISME
Vitalisme adalah suatu doktrin yang
mengatakan bahwa suatu kehidupan terletak di luar dunia materi dan karenanya
kedua konsep ini, kehidupan dan materi, tidak bisa saling mengintervensi.
Dimana doktrin ini menghadirkan suatu konsep energi, elan vital, yang menyokong
suatu kehidupan dan energi ini bisa disamakan dengan keberadaan suatu jiwa.
Pada awal perkembangan filosofi di
dunia medis, konsep energi ini begitu kental sehingga seseorang dinyatakan
sakit karena adanya ketidakseimbangan dalam energi vitalnya. Dalam kebudayaan
barat, yang dikaitkan dengan Hippocrates, energi vital ini diwakilkan dengan
humours; dan dalam budaya timur diwakilkan oleh qi maupun prana.
Tokoh aliran
vitalisme ini adalah Friedrich Neitzhe (1844-1900). Filsafatnya menonjolkan
eksistensi baru sebagai “Libermensh” (manusia
sempurna) yang berkemauan keras menempuh hidup baru, filsafatnya bersifat
atheistis, tidak percaya pada tuhan.
- FENOMENOLOGI
Fenomenologi adalah sebuah studi
dalam bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena. Ilmu
fenomonologi dalam filsafat biasa dihubungkan dengan ilmu hermeneutik, yaitu
ilmu yang mempelajari arti daripada fenomena ini.
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Johann Heinrich
Lambert (1728 - 1777), seorang filsuf Jerman. Dalam bukunya Neues Organon
(1764). ditulisnya tentang ilmu yang tak nyata.
Dalam pendekatan sastra,
fenomenologi memanfaatkan pengalaman intuitif atas fenomena, sesuatu yang hadir
dalam refleksi fenomenologis, sebagai titik awal dan usaha untuk mendapatkan
fitur-hakekat dari pengalaman dan hakekat dari apa yang kita alami. G.W.F.
Hegel dan Edmund Husserl adalah dua tokoh penting dalam pengembangan pendekatan
filosofis ini.
- EKSISTENSIALISME
Eksistensialisme adalah aliran
filsafat yang pahamnya berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab
atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar dan
mana yang tidak benar. Sebenarnya bukannya tidak mengetahui mana yang benar dan
mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran
bersifat relatif, dan karenanya masing-masing individu bebas menentukan sesuatu
yang menurutnya benar.
Eksistensialisme adalah salah satu
aliran besar dalam filsafat, khususnya tradisi filsafat Barat. Eksistensialisme
mempersoalkan keber-Ada-an manusia, dan keber-Ada-an itu dihadirkan lewat kebebasan.
Tokoh-tokoh
terpenting eksistensialisme adalah Martin Heidegger (1883-1976), Jean Paul
Sartre (1905-1980), Karl Jaspers (1883-1969) dan Gabriel Marcel (1889-1973)
- FILSAFAT ANALITIS
Filsafat analitik adalah aliran
filsafat yang muncul dari kelompok filsuf yang menyebut dirinya lingkaran Wina.
Filsafat analitik lingkaran Wina itu berkembang dari Jerman hingga ke luar,
yaitu Polandia dan Inggris. Pandangan utamanya adalah penolakan terhadap
metafisika. Bagi mereka, metafisika tidak dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Jadi filsafat analitik memang mirip dengan filsafat sains.
Aliran ini muncul di Inggris dan
Amerika Serikat sejak sekitar tahun 1950.
Tokoh-tokohnya yang terpenting adalah Bertrand Russel, Ludwig Wittgenstein (1889-1951), Gilbert Ryle dan
John Langshaw Austin.
- STRUKTURALISME
Strukturalisme adalah faham atau
pandangan yang menyatakan bahwa semua masyarakat dan kebudayaan memiliki suatu
struktur yang sama dan tetap. Strukturalisme juga adalah sebuah pembedaan
secara tajam mengenai masyarakt dan ilmu kemanusiaan dari tahun 1950 hingga
1970, khususnya terjadi di Perancis. Strukturalisme berasal dari bahasa
Inggris, structuralism; latin struere (membangung), structura berarti bentuk
bangunan. Trend metodologis yang menyetapkan riset sebagai tugas menyingkapkan
struktur objek-objek ini dikembangkan olerh para ahli humaniora. Struktualisme
berkembang pada abad 20, muncul sebagai reaksi terhadap evolusionisme positivis
dengan menggunakan metode-metode riset struktural yang dihasilkan oleh
matematika, fisika dan ilmu-ilmu lain.
Tokoh-tokoh terpenting
strukturalisme adalah Levi Strauss, Jacques Lacan dan Michel Foucoult.
- POSTMODERNISME
Postmodernisme adalah faham yang
berkembang setelah era modern dengan modernisme-nya. Postmodernisme bukanlah
faham tunggal sebuat teori, namun justru menghargai teori-teori yang bertebaran
dan sulit dicari titik temu yang tunggal. Banyak tokoh-tokoh yang memberikan
arti postmodernisme sebagai kelanjutan dari modernisme. Namun kelanjutan itu
menjadi sangat beragam. Bagi Lyotard dan Geldner, modernisme adalah pemutusan
secara total dari modernisme. Bagi Derrida, Foucault dan Baudrillard, bentuk
radikal dari kemodernan yang akhirnya bunuh diri karena sulit menyeragamkan
teori-teori. Bagi David Graffin, Postmodernisme adalah koreksi beberapa aspek
dari moderinisme. Lalu bagi Giddens, itu adalah bentuk modernisme yang sudah
sadar diri dan menjadi bijak. Yang terakhir, bagi Habermas, merupakan satu
tahap dari modernisme yang belum selesai.
SUMBER :
massofa.files.wordpress.com/2011/07/bab_7.pdf